Jumat, 13 Agustus 2010

Sakit Hati - Hati Sakit


Merenungkan 3 menit kondisi kota dan alamku.

Di Jakarta, kota metropolitan yang ketika di dalamnya sungguh terasa sangat-sangat sumpek dengan segala aktifitasnya, berjuta2 orang komuter datang ke jakarta hampir setiap harinya, tidak hanya untuk mengais rejekinya tapi juga membuang kotoran hatinya.. hal2 buruk yang di pendamnya di lingkungan rumah terburai ketika mulai melewati batas kota memasuki Jakarta...

Dijalan-jalan kala pagi hari orang memulai mencari berkah.. mulai saat itulah tanpa disadari arogansi, emosi, serakah dan segala kotoran hati tertumpah di jalanan.. semerawut sudah kota ini dengan hati-hati yang sakit.

Hanya perlu waktu 10 tahun untuk bisa membedakan peningkatan kerunyaman kota ini dan semakin runyam di rasa.. sakit hati jika kita membedakan dengan tetangga2... di utara ada malaysia yang maju namun ku benci sedang di selatan ada Ausie yang sama saja dengan yang pertama.... "Jakarta cume beda beberapa ratus mil dari mreka tapi hatinye beda beneer..."

Jangan adu hati kita dengan hati-hati yang sakit, bangun hati kita menjadi hati2 yang baik maka berharap hati-hati yang sakit akan merespon menjadi hati baik.

Betapa kecilnya metropolitan kita jika di bandingkan dengan kerusakan manusia2 di dalamnya.

Kamis, 12 Agustus 2010

Hunting yang dari awan

Landsecap yang pernah terekam di retina mata ku... tidak akan pernah terulang dan selamanya terkenang.






Selasa, 29 Juni 2010

Langit









Suatu lukiasan alam yang kita anggap sepele, menjadi bagian dari kehidupan di tata surya tanpa kita sadari merupakan lukisan alam yang selalu berubah wajah bukan hanya hitungan hari bahkan dalam hitungan menit sekalipun lukisan yang menjadi bagian dari landscape pandangan mata kita, selalu berubah.. tanpa menghiraukan landscape itu sendiri disadari atau tidak lukisan ini berubah sejak dimulainya putaran bumi mengelilingi matahari... bahkan jauh sebelum micro biologi di mulai.

Sadarkah manusia akan kemampuan super management alam yang di berikan untuk kita nikmati, nikmatilah selagi kita bisa menikmatinya secara gratis.. renungilah, hingga suatu saat nanti langit-langit gedung di mana kita berdiri akan di lukis dengan motif langit yang konstan dan masif..., screen monitor kita yang bisa berubah-ubah motif hanya sebatas yang kita display.. kemampuan kita masih jauh di banding dengan apa yang alam buat.

Hargailah langit kita... biarkan dia tetap memberi warna sesuai dengan keinginannya.. jangan kotori dengan ketamakan kita, sadarkah bahkan dalam suasana murka sekalipun langit kerap menunjukan ke anggunannya, eksotiknya, bahkan kadang inspiratif.

Marilah kita membuka diri kita untuk sebuah keindahan dan anugrah abadi.. nikmatilah,
lukisan alam yang briliant, cantik dan dinamis.

Senin, 08 Februari 2010

Ular Naga di Kutai Barat




TRIBUN-TIMUR.COM — Masyarakat Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu, digemparkan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai, ular raksasa yang melintas di sungai itu diyakini masyarakat Suku Dayak sebagai naga. Berdasarkan informasi sebenarnya peristiwa kemunculan naga terjadi Jumat (29/1/2010).

Saat itu sebuah longboat berangkat dari Long Bagun menuju Long Pahangai. Longboat tiba siang hari di Kampung Long Tuyuq, hulunya Riam Haloq. Saat itulah motoris dan penumpang longboat melihat sepasang ular raksasa melintas di permukaan Sungai Mahakam dari arah berlawanan.

Begitu mengetahui sepasang naga lewat, motoris langsung menepikan longboat ke tepi sungai karena khawatir menjadi korban. "Ternyata kedua naga itu berjalan terus dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran longboat," tutur Dodik, setelah itu, motoris dan beberapa penumpang langsung mengambil gambar menggunakan ponsel berkamera karena menganggap itu sebuah momen langka.

Menurut seorang warga Kampung Lutan, sebenarnya ada dua naga yang terlihat. Satu naga diyakini berjenis jantan karena di kepalanya ada dua tanduk dan naga betina karena tidak ada tanduknya. Kedua binatang itu memiliki empat kaki, warna kulit hitam dengan panjang sekitar 40 meter dan diameter tubuh sekitar 60 sentimeter.

Sulit akses
Kampung Long Tuyoq terletak di Kecamatan Long Pahangai. Memiliki luas 126,95 kilometer persegi dan dihuni mayoritas Suku Dayak Bahau Busang. Mereka tinggal di sepanjang Sungai Mahakam dengan mata pencarian sebagai petani tadah hujan, karet, vanili, berburu, dan penambang emas tradisional.

Long Tuyoq merupakan daerah yang terpencil sehingga akses menuju ke sana cukup sulit. Dari Samarinda jika menggunakan pesawat kecil DAS, membutuhkan waktu 1 jam hingga di Datah Dawai. Setelah itu harus melanjutkan perjalanan dengan ketinting menuju hilir Sungai Mahakam, membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Jika menggunakan longboat butuh waktu 1 jam.

Sementara jika menggunakan kapal motor (taksi air) dari Samarinda menuju Long Bagun membutuhkan waktu dua hari. Dari Long Bagun dilanjutkan dengan menggunakan speedboat, tarifnya Rp 500.000 per orang, sedangkan longboat Rp 400.000 per orang.

Butuh waktu 12 jam dari Long Bagun sampai di Long Tuyoq. Jalur sungai yang dilewati penuh tantangan dan risiko karena harus menghadapi keganasan riam-riam yang ada di sepanjang Sungai Mahakam. Riam yang dikenal paling ganas adalah Riam Panjang dan Riam Udang, di sana terdapat batu-batu karang yang tajam serta pusaran air yang siap menelan perahu jika tak berhati-hati melintas. Di kanan-kiri Sungai Mahakam menuju Kampung Long Tuyoq ditumbuhi pohon-pohon besar seukuran tubuh kerbau.

Ular 33 meter
Sebelumnya, pada Februari 2009, Kalimantan juga bikin heboh dunia saat muncul sebuah foto udara yang memperlihatkan ular raksasa tengah melintas di sebuah sungai di Sarawak, Malaysia. Ular raksasa itu berenang di Sungai Baleh, Sibu, Serawak, bagian utara Kalimantan.

Sebuah foto ular raksasa terlihat berenang melenggak-lenggok di sebuah sungai tropis yang dikelilingi oleh hutan gambut. Ular berwarna hitam itu sangat besar, hampir memenuhi sungai yang terletak di tengah-tengah hutan rawa yang rimbun. Air beriak di kiri kanannya. Kabarnya, foto itu diambil dari sebuah helikopter, 11 Februari 2009.

Foto itulah yang menjadi perdebatan. Kalimantan memang memiliki ular-ular raksasa. Namun, selama ini ular yang besar yang baru ditemukan adalah sejenis sanca atau piton atau masyarakat Kalimantan menyebutnya ular sawah, yang panjangnya belasan meter.

Namun, ular yang terlihat di foto dan beredar luas di internet, termasuk Youtube, itu jauh lebih panjang dan besar dibandingkan dengan temuan piton. Diperkirakan panjangnya 100 kaki atau sekitar 33 meter.

Ada juga yang tidak memercayai foto itu dan menganggapnya rekayasa semata. Hal itu karena terlalu jauhnya pengambilan gambar ular tersebut. Benar atau tidak, foto itu sudah membuat masyarakat di sekitar Serawak, khususnya Sibu, ketakutan sebab sungai itu merupakan urat nadi transportasi masyarakat selama ini.

Berdasarkan legenda yang hidup di masyarakat setempat, memang dipercaya tentang adanya ular besar di kawasan tersebut yang bernama Nabau. Menurut kepercayaan, Nabau merupakan ular dengan panjang 80 meter dengan kepala naga dan tujuh lubang hidung. Masyarakat desa yang tinggal di Sungai Baleh Borneo memercayai makhluk mistik tersebut. Selain itu, masyarakat memang sering melihat ular-ular besar di kawasan itu.

Piton Asia adalah ular terpanjang kedua setelah anaconda dari sungai amazon. Ilmuwan menyebutnya Asiatic reticulated python (Python reticulatus). Piton terpanjang yang ditemukan di kawasan Kalimantan panjangnya 33 kaki dan merupakan rekor dunia sanca terpanjang saat ini. Para ilmuwan percaya panjang piton bisa mencapai 50 kaki atau sekitar 15 meter.

Bedanya, anaconda lebih langsing dan ahli berenang. Sementara piton lebih gemuk dan hanya suka kelembaban, bukan di air. Anaconda menggigit mangsanya sampai mati sebelum menelan, sementara piton menggunakan kekuatannya dengan membalut mangsa sampai tulang-belulangnya hancur atau tak bergerak lagi, kemudian ditelan bulat-bulat.

Awal Februari tahun lalu, para ilmuwan juga menemukan fosil ular seberat sebuah mobil kecil. Ular itu diperkirakan bisa melumat binatang seukuran sapi. Monster sepanjang 45 kaki bernama Titanoboa ini sangat besar dan hidup dengan memakan buaya dan kura-kura raksasa. Beratnya mencapai 1,25 ton. Ia biasa merayap di sekitar hutan-hutan tropis Amerika Selatan 60 tahun silam. (di kutip dari, tribunkaltim)

Jumat, 15 Januari 2010

Candi Prambanan dan candi Sewu





Sekilas tentang candi Prambanan dan candi Sewu

Berbeda dengan Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha, maka Candi Prambanan yang dikenal sebagai Candi Rara Jonggrang adalah situs candi Hindu terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Lokasi Candi Prambanan sekitar 20 km arah timur Yogyakarta, 40 km sebelah barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, tepat di antara perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibangun sekitar tahun 850 Masehi, candi ini didirikan oleh salah seorang dari dua orang ini: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Candi yang dilindungi oleh UNESCO Wold Heritage Committee pada tahun 1991 dengan nomor C. 593, candi ini memiliki tinggi bangunan utama 47 m, dan terdiri dari delapan kuil atau candi utama dan lebih dari 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada Sang Hyang Trimurti: Batara Siwa (Sang penghancur), Batara Wisnu (Sang Pemelihara) dan Batara Brahma (Sang Pencipta).

Sementara Candi Sewu yang dibangun pada abad ke-8, yang berjarak sekitar 800 meter arah utara Candi Prambanan, merupakan komplek candi Buddha terbesar kedua yang lebih tua dibandingkan Candi Prambanan. Meskipun hanya terdiri dari 257 candi, masyarakat sekitar menyebut candi ini dengan Candi Sewu karena jumlahnya yang banyak. Sebuah prasasti bertarikh 792 Masehi (714 tahun Saka), menyebut nama asli bangunan ini sebagai “Manjus’ri grha” yang berarti Rumah Manjusri. Nama Manjusri merujuk nama salah satu Boddhisatwa dalam ajaran Buddha. Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi, pada akhir pemerintahan Rakai Panangkaran (746-784M) seorang raja yang masyhur dari kerajaan Mataram Kuno. Candi Sewu terhampar di lembah Prambanan yang indah, di lokasi inilah tersebar candi-candi dan situs purbakala yang berjarak berdekatan satu sama lain yang menunjukkan kawasan ini merupakan situs penting dalam sektor keagamaan, politik dan kehidupan urban masyarakat Jawa kuno.

Restorasi candi

Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian IsaƤc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Pada tahun 1902-1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993 [1].

Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

Sekarang, candi ini adalah sebuah situs yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan.

Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m.

Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil.

Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.

Candi Siwa di tengah-tengah, memuat empat ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin. Sementara yang pertama memuat sebuah arca Batara Siwa setinggi tiga meter, tiga lainnya mengandung arca-arca yang ukuran lebih kecil, yaitu arca Durga, sakti atau istri Batara Siwa, Agastya, gurunya, dan Ganesa, putranya.

Arca Durga juga disebut sebagai Rara atau Lara/Loro Jongrang (dara langsing) oleh penduduk setempat. Untuk lengkapnya bisa melihat di artikel Loro Jonggrang.

Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara dan satunya dipersembahkan kepada Batara Brahma, yang menghadap ke arah selatan. Selain itu ada beberapa candi kecil lainnya yang dipersembahkan kepada sang lembu Nandini, wahana Batara Siwa, sang Angsa, wahana Batara Brahma, dan sang Garuda, wahana Batara Wisnu.

Lalu relief di sekeliling dua puluh tepi candi menggambarkan wiracarita Ramayana. Versi yang digambarkan di sini berbeda dengan Kakawin Ramayana Jawa Kuna, tetapi mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan melalui tradisi lisan. Selain itu kompleks candi ini dikelilingi oleh lebih dari 250 candi yang ukurannya berbeda-beda dan disebut perwara. Di dalam kompleks candi Prambanan terdapat juga museum yang menyimpan benda sejarah, termasuk batu Lingga batara Siwa, sebagai lambang kesuburun.

Rabu, 04 November 2009

Bisnis Kelapa

LIWA (Lampost): Kabupaten Lampung Barat (Lambar) akan membangun industri kelapa di kawasan usaha agroindustri terpadu (KUAT).

Demikian disampaikan Kusnandar dari Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta dalam seminar Master Plan Pembangunan KUAT Kabupaten Lambar di Office Room Bupati setempat, Kamis (30-11). Seminar ini dihadiri Deputi Bidang Teknologi BPPT Dr. Wahono Sumaryo.

Yang melatarbelakangi pembangunan industri tersebut karena tingginya produksi kelapa dalam di wilayah Lambar, khususnya daerah pesisir. Di mana produksi kelapa tersebut belum diolah dengan baik. Bahkan penjualannya masih dalam bentuk butiran dengan kualitas asalan. Karena itu, rencana pembangunan industri kelapa terpadu di KUAT tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing bagi komoditas kelapa yang menjadi unggulan daerah. Sekaligus menambah nilai tambah produk dan menambah kesejahteraan masyarakat. Ia menguraikan potensi lahan kelapa dalam di Lambar mencapai 40.030 hektare. Namun, pemanfaatannya hingga saat ini baru mencapai 6.326 hektare (16%) dengan produksi 2.413 ton/tahun dengan penjualan masih dalam bentuk butiran. Padahal angka permintaan pasar akan produksi kelapa bernilai ekonomi tinggi yang setiap tahunnya terus meningkat. Antara lain untuk kebutuhan minyak kelapa, dessicated coco, coco fiber, dan arang batok kelapa. Adapun program kegiatan industri kelapa terpadu yang utama adalah dessicated coconut, coco powder, dan minyak kelapa. Kegiatan pendukung lainnya nata de coco, serat sabut kelapa, briket arang, dan asap cair.

"Agar produksi kelapa ini tidak putus, perlu dipikirkan tentang kelangsungan permintaan bahan baku kelapa untuk industri misalnya dengan melakukan penanaman baru dengan bibit yang baik," kata dia. Sementara, Dr. Heri Purwanto dari BPPT memaparkan prospektif kelapa. Di antaranya untuk minyak kelapa dan nata de coco yang saat ini kebutuhannya terus meningkat. "Industri nata de coco memiliki prospek cerah sebagai salah satu komoditas komersial untuk mengikuti jejak produk olahan kelapa lainnya," kata dia. Kelapa ini, ujarnya, jika semuanya dapat dimanfaatkan, tidak akan ada yang terbuang. Sebab mulai sabut kelapa, air kelapa, maupun tempurung kelapa, semuanya dapat diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi.n ELI/D-2


Pemanfaatan jaring kelapa

Lahan tambang bekas galian yang tersebar di daerah-daerah penghasil bahan tambang terlihat sangat mengerikan.
Kerusakan yang diciptakannya berpotensi menyebabkan tanah longsor, erosi, pengikisan air tanah, bahkan banjir. Hal itu banyak terjadi di daerah seperti di pulau Belitong, Berau dan tempat-tempat lainnya. Contoh konkrit seperti kalimantan, sekarang telah menjadi langganan Banjir, manakala musim penghujan tiba.
Kerusakan alam yang terjadi ini, membutuhkan penanganan serius dari semua pihak, terutama pengelola tambang. Mereka diwajibkan mereklamasi lahan bekas galian tambang. ada banyak langkah yang bisa dilakukan untuk mereklamasi lahan bekas galian tambang tsb seperti menanam kembali lahan, atau merubah areal lahan tersebut untuk usaha produktif seperti perikanan dll.
Langkah terbaik untuk mengurangi kerusakan tersebut adalah dengan menanaminya kembali, reboisasasi. Namun ada langkah penting sebelum dilakukan proses reboisasi, yaitu dengan menanam lahan dengan Cocomesh. Cocomesh adalah jaring yang dibuat dari sabut kelapa. Biasanya dibuat seperti seukuran net bola volly atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan lahan. Penggunaan Cocomesh ini terbukti efektif dalam mencegah longsor ataupun banjir. Dengan mematok ujung-ujungnya, cocomesh dihamparkan dalam lahan bekas galian tambang. pemasangannnya disesuaikan dengan struktur tanah. Bisa miring, atau datar. Untuk Pemasangan biasanya dibuat dalam 2 lapisan. (kutipan: Arief Nugroho)

Rabu, 30 September 2009

Membuai Mata Pribadi


Narsis Foto Pribadi by Piter:

Mencoba jadi pribadi yang baik, walau sulit tetapi tetap harus... untuk bisa terus menjaga kebaikan-kebaikan berikutnya.. to save Human soul & earth
.